Malam
ini sekretariat BKMI UNTAN tak tutup, tak seperti biasa, karena malam ini para
ikhwan BKMI sedang berkumpul menunggu kedatangan bus kota, saya adalah salah
satu dari para ikhwan tersebut. Kami sudah bersiap-siap karena sesuai dengan
kesepakatan hari ini pukul 01.00 malam kami akan berangkat menuju pulau
seberang menggunakan bus. Belum tahu pasti, yang jelas kami telah mengerucutkan
pilihan pulau yang akan kami sambangi, yaitu pulau Lemukutan atau Randayan yang
saling bersebelahan di Kabupaten Bengkayang.
Malam
semakin pekat, suhu dingin juga mulai merasuki tubuh, waktu sudah menunjukkan
tepat tengah malam. Kami semua berjumlah lima belas orang, terdiri dari Majelis
Syuro (Muhammad Thaufani & Dedi Zainullah), Pengurus BKMI (Andi Saputra,
Ikhwanul Fitra, Fanser Syahtriawan, Hamditika, Hendri Gunawan, Agus Rianto,
Dori Tri Sakti, Juanda dan saya Fikry), Magang BKMI (Andika dan Bandi Hermawan)
dan Perwakilan dari LDF (Rahmat Syaiful, Toni). Tiga belas orang telah
berkumpul di sekretariat BKMI, kecuali dua saudara saya Hendri Gunawan dan Agus
Rianto yang sudah berada di bus yang sedang menuju sekretariat BKMI.
Tak
sesuai perkiraan, bus datang lebih awal, setengah satu. Kami langsung bergegas
menaikkan barang-barang ke bus, galon, pancingan, beras beraneka barang bawaan
yang siap kami bawa. Setelah beberapa kali berhenti untuk mengangkut penumpang,
akhirnya bus melaju kencang, namun dengan bus yang menyisakan sedikit ruang,
membuat kami harus berjibaku dengan penumpang lainnya, karena sepertinya bus
telah melebihi kapasitas, hal ini tak memberi banyak untuk kami bergerak, belum
lagi suara anak kecil yang merengek membuat saudara saya Hendri Gunawan yang
berada didekatnya tak tenang dan tak bisa tidur semalaman, dan Toni yang tak
kebagian tempat duduk yang membuatnya berdiri di bus semalaman yang tentunya
juga membuatnya tak bisa tidur, juga saya dengan ruang yang sangat sempit,
membuat kaki saya terjepit dan tak bisa bergerak, yah lagi-lagi membuat tak
bisa membuat tidur nyenyak, dan beberapa dari kami yang juga punya kisahnya
masing-masing ketika di bus. ^_^
Setelah
hampir tiga jam berada di bus, akhirnya bus berhenti dan menurunkan kami di
depan penyebrangan. Sambil menunggu waktu subuh, sejenak menidurkan diri di
warung yang tak jauh dari penyebrangan. Setelah sempat memejamkan mata, waktu
memasuki subuh, namun kami kebingungan karena masjid tak ada di sekitar sini,
kalaupun ada ia berada disekitar 3 km jauhnya dari tempat kami sekarang.
Alhamdulillah tak membutuhkan waktu lama bapak yang punya warung datang, sebut
saja Pak Anggrek (saya lupa namanya, hehe). Kami dipersilahkan untuk sholat di
sebuah bangunan tertutup disebelah warungnya. Sholat subuh terbagi tiga kloter,
saya di kloter kedua, yang sebelumnya mengambil air wudhu di atas kapal klotok dimuara laut yang berombak dan
mempunyai rasa yang asin.
Alhamdulillah
sholat telah dilaksanakan, namun rasa kantuk masih tak mau hilang, sambil
menunggu informasi kedatangan kapal yang akan membawa kami, obrolan ringan
sambil canda tawa mewarnai waktu santai kami, dan akhirnya terjadilah
kesepakatan bahwa kami akan menuju ke pulau Lemukutan yang sebelumnya masih “galau” menentukan tempat tujuan kami.
Memang
waktu tak boleh dibiarkan tanpa ada dokumentasi, bernarsis ria di ujung dermaga
merupakan keputusan yang tepat untuk menyimpan memori-memori istimewa, dibawah
warna langit gelap bercampur merah itu. Beberapa jepretan yang mengeluarkan
cahaya kilat tak saya lewatkan begitu saja dengan pose terkeren yang saya
miliki, hehe.
Matahari
mulai menunjukkan sinarnya, perutpun juga mulai mengeluarkan tanda-tanda
keinginan untuk di isi. Warung Pak Anggrek juga sudah dibuka dengan berbagai
macam benda-benda yang menggiurkan untuk dimakan. Hasrat untuk membeli
minumanpun tak tertahankan, beberapa cangkir kopi dan energen, akhirnya tersuguhkan dihadapan kami. Sambil minum
secangkir minuman dan ngobrol ringan dengan Pak Anggrek, didapatlah informasi
bahwa kapal yang kami tunggu akan datang sekitar jam 8 pagi. Alhamdulillah
informasi yang melegakan.
to be continue...
to be continue...
0 komentar:
Posting Komentar