About

Serpihan Catatan Seorang Muslim Yang Sedang Belajar Untuk Mencari Kemuliaan Hidup

Salah Kaprah Istilah Publikasi

Senin, 14 Juli 2014

Saat ini masih banyak di antara kita yang masih salah kaprah dalam penggunaan istilah-istilah dalam
periklanan yang kita lakukan (bahkan dulu saya juga begitu hehe)

Ini beberapa istilah yang sering kita gunakan tetapi salah menurut istilah periklanan yang saya kutip dari wikipedia dan beberapa sumber lain:

Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas di satu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga, atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil (dapat juga disebut selebaran). Pamflet dapat pula terdiri dari beberapa lembar kertas yang dilipat atau disatukan secara sederhana sehingga menjadi sebuah buku kecil. Untuk dapat dikategorikan sebagai sebuah pamflet, UNESCO mendefinisikannya sebagai keperluan publikasi yang bisa terdiri dari 5 sampai 48 halaman tanpa sampul, bila lebih dari itu disebut buku. 

Buletin adalah publikasi (oleh organisasi) yang mengangkat perkembangan suatu topik atau aspek tertentu dan diterbitkan/ dipublikasikan secara teratur (berkala) dalam waktu yang relatif singkat (harian hingga bulanan). Buletin ditujukan kepada khalayak yang lebih sempit, yang berkaitan dengan bidang tertentu saja. Tulisan dalam buletin umumnya singkat dan padat (mirip berita) dimana digunakan bahasa yang formal dan banyak istilah teknis berkaitan dengan bidang tersebut. Disain, serta foto-foto atau ilustrasi dalam buletin umumnya formal. Pilihan ukuran penerbitan buletin biasanya adalah A4 (210 x 297 mm) atau eksekutif (7¼ x 10½ inci).

Leaflet adalah media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan (biasanya lebih banyak tulisan) pada kedua sisi kertas serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis untuk dibawa. Ukurannya tak lebih dari A4. Media ini berisikan suatu gagasan secara langsung ke pokok persoalannya dan memaparkan cara melakukan tindakan secara pendek dan lugas. Media ini yang banyak kita temui biasanya bersifat memberikan langkah-langkah untuk melakukan sesuatu (instruksional).

Flyer adalah media publikasi yang berbentuk . Flyer pada dasarnya memang dibuat untuk memberitahu dan sekaligus sebagai alat pendekatan yang persuasif, untuk mengajak atau bahkan membentuk opini bagi orang banyak. Umumnya memiliki ukuran tak lebih dari A5 (14,8 cm x 24 cm). Karena selembar flyer mudah disebar di jalanan sambil lalu sehingga melayang-layang sebelum jatuh ke jalan.

Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. 
Perbedaan mendasar poster dengan media promosi lainnya adalah poster biasanya dibaca orang yang sedang bergerak; mungkin sedang berkendara atau berjalan kaki. Sedangkan pamflet, booklet, flyer, buletin dirancang untuk dibaca secara khusus, mungkin duduk atau sesaat sambil berdiri. Karena itu poster harus dapat menarik perhatian pembacanya seketika, dan dalam hitungan detik, pesannya harus dimengerti.

Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar. Bisa disebut juga billboard adalah bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang. tempat pengaplikasiannya diluar ruang yang banyak di. 

Megatron adalah sepupunya billboard, Jika billboard tersebut sudah menggunakan tampilan elektronik dengan gambar yang bergerak maka namanya menjadi Megatron. Tapi jika gambar tersebut sumbernya video namanya Videotron
.
Baliho adalah keluarga Billboard, perbedaannya terletak pada permanen atau tidaknya tempat billboard itu berdiri. Jika tempatnya (konstruksinya) sementara atau semi permanen maka billboard tersebut disebut baliho. Baliho bahannya bisa berupa kayu, logam, kain, fiberglas dan sebagainya. Isinya merupakan informasi jangka pendek mengenai acara (event) tertentu atau kegiatan yang bersifat insidentil.

Banner adalah format poster yang ukurannya dua hingga empat kali lipat poster atau bahkan lebih besar lagi. Banner ini tak ditempel di dinding melainkan dipasang pada dudukannya sehingga mudah dipindah-pindah.

Setelah memahami perbedaaannya, harapannya kita bisa menggunakan bahasa iklan yang benar sehingga adanya persamaan persepsi yang benar, dan dapat menggunakan media publikasi ini dengan maksimal kerena adanya perbedaan fungsi dan isi dari setiap media yang sudah kita bahas diatas yang sangat erat hubungannya dengan psikologi manusia yang kita harapkan menjadi objek dari media promosi kita.

Sholat Tarawih di Voting

Selasa, 01 Juli 2014


Ada hal menarik ketika saya di hari pertama sholat tarawih di Mushola komplek, sehabis sholat sunnah bada isya. Saya dan jamaah sholat -saya kira sama-sama kaget saat itu- tiba-tiba imam sholat isya berdiri dan berbicara kira-kira seperti ini "Malam ini kami sebagai pengurus mushola ingin menanyakan kepada jamaah sekalian, tarawih ramadhan kali ini mau berapa rakaat, 8 rakaat atau 20 rakaat?"

Selanjutnya voting-pun dimulai, dan di menangkan 8 rakaat -walaupun saya golput saat itu :D-. Namun pada akhirnya salah seorang yang biasa menjadi imam dari baris makmum dipersilakan untuk berbicara, yang pada intinya bahwa ia setuju dengan 20 rakaat, dan memberikan solusi untuk yang ingin 8 rakaat -walaupun menurut saya itu bukan solusi- yaitu disuruh pulang dan melanjutkan sholat witir dirumah sendiri.

Bagi saya bukan masalah banyaknya jumlah rakaat, tetapi tuma'ninah dan mengikuti imam sampai selesailah yang penting. Sayang sekali rasanya jika kita sholat namun tak mendapatakan keutamaan yang maksimal. 
Tuma'ninah sudah tak bisa di tawar lagi, karnanya merupakan rukun sholat.
Mengikuti Imam sampai selesai, berarti kita sholat berjamaah dan sholat tarawih pantang pulang sebelum sholat malam ramadhan diselesaikan oleh imam. 

Mengapa seperti itu? saya rasa kita sepakat jarang dan sulit sekali untuk kita bisa sholat semalaman suntuk tanpa henti. Inilah keutamaan dari mengikuti Imam sampai selesai.

من قام مع الإمام حتى ينصرف كتب الله له قيام ليلة
“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk” (HR. At Tirmidzi, no. 734, Ibnu Majah, no. 1317, Ahmad, no. 20450)

I'tikaf di Mall?

Rabu, 31 Juli 2013

Sudah berapa kali kita bertemu dengan bulan penuh berkah, tamu agung yang di tunggu-tunggu kehadirannya oleh ummat islam, yang bahkan non muslim juga kecipratan kegembiraan di bulan ini, ialah bulan Ramadhan yang di dalamnya terdapat malam yang sebanding dengan 1000 bulan.

Meskipun begitu agungnya bulan ini, nyatanya mulai dari pertengahan sampai ke penghujung bulan, sepertinya sudah mulai terlupakan oleh muslim itu sendiri. Dapat kita lihat dari beberapa ramadhan-ramadhan yang lalu, kemudian ramadhan tahun ini juga, jama’ah sholat di masjid semakin hari semakin maju. Yah maju kedepan karena semakin berkurangnya ummat islam yang pergi ke masjid.

Mungkin diantara kita adalah salah satu yang mulai melemah semangatnya untuk beribadah dibulan ini, atau mungkin kita adalah salah satu yang menghilang dari jama’ah sholat di masjid, yang seharusnya semakin dipenghujung, semakin bertambah pula semangatnya, apalagi banyak terdapat keutamaan di dalamnya.

Dari ‘Aisyah radhiallahu anha dia berkata:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarung, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya “. (HR. Al-Bukhari no. 1884 dan Muslim no. 2008)

Dalam lafazh yang lain:
“Pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya.” (HR. Muslim no. 2009)

Seperti itulah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, dalam menjalani ibadah dipenghujung bulan istimewa ini, ia lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah-ibadah kepada Allah. Terlebih lagi dipenghujung ramadhan ini ada malam ajaib menurut saya, ia bernama “Lailatul Qadr”, malam kemuliaan, dimana pada malam itu Al-Qur’an diturunkan, malam yang sering orang menyebutnya dengan Malam Seribu Bulan, ya karena ia memang lebih baik dari 1000 bulan.
Allah swt. berfirman: “malam kemuliaan (lailatul qadr) itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 3)
Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam juga sudah mewanti-wanti mengenai malam Lailatul Qadr, serta memerintahkan kita untuk mencarinya.
“Carilah lailatul qadr pada tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan” (HR. Bukhari)

Maka untuk itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam melakukan I’tikaf di sepuluh malam terakhirnya dan menganjurkannya kepada ummatnya

Mengenai i’tikaf yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan dalam hadits ‘Aisyah berikut ini, di mana beliau berkata,“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, hingga Allah mewafatkan beliau. Kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172).

Itu sedikit bahasan mengenai keutamaan dipenghujung ramadhan, khususnya 10 malam terakhir, namun yang ingin kita bahas disini adalah fenomena yang terjadi dimasyarakat mengenai aktvitasnya di penghujung ramadhan.

Ia adalah bulan ibadah bukan bulan niaga, apalagi dipenghujungnya, seringkali kita dapati lebih banyak orang muslim lebih senang dengan pergi ke Mall, entah itu hanya sekedar jalan-jalan “cuci mata” ataupun berbelanja dengan penuh khidmat mengelilingi setiap bagian dari lorong-lorong yang ada di Mall itu.

Sudah jadi budaya di negeri kita, bahwa yang namanya penghujung ramadhan menjelang Idul Fitri, saatnya berfoya-foya dengan lebih sibuk mempersiapkan hari lebaran dengan pakaian baru, perabotan baru, rumah dengan warna baru, dan lain-lain yang baru, banyak yang tahan berjam-jam untuk mencari produk-produk di mall dari pada berdiam diri sejenak di masjid untuk beri’tikaf, sehingga rasanya tak salah jika saya menyebutnya “Beri’tikaf di Mall”. Alhasil itu mengakibatkan terbengkalainya ibadah yang seharusnya semakin kencang di penghujung bulan ini.

Banyak yang lebih disibukkan dengan urusan dunia dari pada ibadah, sehingga apa yang menjadi tujuan haqiqi dari ramadhan tak kita dapatkan. Inilah yang mungkin menjadi penyebab dari ramadhan yang pernah kita temui tak membuat perubahan dalam diri kita, hanya menjadi kenangan indah tak bermakna yang hanya berlalu begitu saja, yang bahkan mungkin hanya sekedar ceremonial ikut-ikutan, karena melihat yang lain bergembira menyambutnya.


Mari kita renungkan dalam hati kita, sudah sejauh manakah Ramadhan ini membawa kita keperubahan yang semakin baik?

Bisyarah Untuk Orang Muslim

Senin, 27 Mei 2013

Islam mempunyai sesuatu hal yang berbeda dengan yang lainnya. Sesuatu tersebut adalah Bisyarah. 

Bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada ummatnya, baik melalui al-Qur’an ataupun melalui ucapan rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam.

Bisyarah dapat dikatakan sebagai prediksi yang Allah turunkan melalui RasulNya kepada kaum Muslimin, yang kemudian menjadi penyemangat kaum muslim selama berabad-abad lamanya.

Ia menjadi pengingat dalam kealpaan dan menjadi sebuah sumber energi yang tidak terbatas sampai kapanpun juga. Dengan bisyarah inilah kaum muslim berjuang dan menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia.

Allah berfirman "Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa Bisyarah dan pemberi peringatan" (QS. Al-Furqan: 56)

Salah satu contoh Bisyarah adalah syurga, yang dikatakan bahwa disana ada mengalir sungai-sungai dibawahnya, dan semua keinginan akan didapatkan, dan berbagai kenikmatan yang tak dapat di tuliskan disini.

Namun berbicara tentang Bisyarah, kita tidak hanya berbicara tentang akhirat, tetapi ternyata juga berbicara tentang dunia.

Rasulullah Saw pernah mengatakan bahwa ia suatu waktu pernah di tidurkan oleh Allah dan kemudian dibentangkan bumi yang terbujur dari timur sampai ke baratnya, dan Ummat Islam nanti akan menguasai apa2 yang diperlihatkan itu dari ujung Timur sampai ujung Barat. Inilah salah satu Bisyarah di dunia.

Kalimat menunjukkan bahwa Islam akan menguasai dunia. Itu diceritakan Rasulullah saw pada abad ke tujuh, yang saat itu Islam hanya sekota Madinah saja.Kira2 apa yang katakan orang2 kafir dan munafiq? Gila, Stres, Ngayal.

Namun itu lah yang namanya Bisyarah, terkadang orang2 yang mengemban Bisyarah ini akan dikatakan "Gila, Stres, Ngayal"

Salah satu Bisyarah yang dapat menginspirasi setiap muslim adalah Bisyarah rasulullah saw yang disampaikan oleh Abdullah bin Amru pada shahabat pada tahun ke lima hijriyah ketika sedang menggali parit sepanjang sekitar delapan kilometer untuk memisahkan dengan musuh di sebelah selatan kota Madinah.

Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad).

Kalimat itu di katakan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam pada saat kondisi sedang panas terik menusuk kulit, menggali parit untuk menerapkan stategi prang dari Salman Alfarisi dan akan menghadapi kaum sekutu Kafir yang berjumlah 10.000 pasukan, sedangkan kaum muslim di tambah orang yahudi berjumlah 3000 orang.

Kemudian suatu ketika beliau juga berkata "Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya" (HR Ahmad).

Ini adalah sebuah bisyarah, petunjuk dan kabar gembira bagi kaum muslim bahwa dua pilar peradaban barat pada waktu itu yang dijadikan simbol yaitu: Kota Roma (Romawi Barat) dan Kota Konstantinopel (Romawi Timur) akan diberikan dan dibebaskan oleh kaum muslim.


#Bisyarah

Rihlah to Lemukutan

Senin, 13 Mei 2013



Malam ini sekretariat BKMI UNTAN tak tutup, tak seperti biasa, karena malam ini para ikhwan BKMI sedang berkumpul menunggu kedatangan bus kota, saya adalah salah satu dari para ikhwan tersebut. Kami sudah bersiap-siap karena sesuai dengan kesepakatan hari ini pukul 01.00 malam kami akan berangkat menuju pulau seberang menggunakan bus. Belum tahu pasti, yang jelas kami telah mengerucutkan pilihan pulau yang akan kami sambangi, yaitu pulau Lemukutan atau Randayan yang saling bersebelahan di Kabupaten Bengkayang.

Malam semakin pekat, suhu dingin juga mulai merasuki tubuh, waktu sudah menunjukkan tepat tengah malam. Kami semua berjumlah lima belas orang, terdiri dari Majelis Syuro (Muhammad Thaufani & Dedi Zainullah), Pengurus BKMI (Andi Saputra, Ikhwanul Fitra, Fanser Syahtriawan, Hamditika, Hendri Gunawan, Agus Rianto, Dori Tri Sakti, Juanda dan saya Fikry), Magang BKMI (Andika dan Bandi Hermawan) dan Perwakilan dari LDF (Rahmat Syaiful, Toni). Tiga belas orang telah berkumpul di sekretariat BKMI, kecuali dua saudara saya Hendri Gunawan dan Agus Rianto yang sudah berada di bus yang sedang menuju sekretariat BKMI.

Tak sesuai perkiraan, bus datang lebih awal, setengah satu. Kami langsung bergegas menaikkan barang-barang ke bus, galon, pancingan, beras beraneka barang bawaan yang siap kami bawa. Setelah beberapa kali berhenti untuk mengangkut penumpang, akhirnya bus melaju kencang, namun dengan bus yang menyisakan sedikit ruang, membuat kami harus berjibaku dengan penumpang lainnya, karena sepertinya bus telah melebihi kapasitas, hal ini tak memberi banyak untuk kami bergerak, belum lagi suara anak kecil yang merengek membuat saudara saya Hendri Gunawan yang berada didekatnya tak tenang dan tak bisa tidur semalaman, dan Toni yang tak kebagian tempat duduk yang membuatnya berdiri di bus semalaman yang tentunya juga membuatnya tak bisa tidur, juga saya dengan ruang yang sangat sempit, membuat kaki saya terjepit dan tak bisa bergerak, yah lagi-lagi membuat tak bisa membuat tidur nyenyak, dan beberapa dari kami yang juga punya kisahnya masing-masing ketika di bus. ^_^

Setelah hampir tiga jam berada di bus, akhirnya bus berhenti dan menurunkan kami di depan penyebrangan. Sambil menunggu waktu subuh, sejenak menidurkan diri di warung yang tak jauh dari penyebrangan. Setelah sempat memejamkan mata, waktu memasuki subuh, namun kami kebingungan karena masjid tak ada di sekitar sini, kalaupun ada ia berada disekitar 3 km jauhnya dari tempat kami sekarang. Alhamdulillah tak membutuhkan waktu lama bapak yang punya warung datang, sebut saja Pak Anggrek (saya lupa namanya, hehe). Kami dipersilahkan untuk sholat di sebuah bangunan tertutup disebelah warungnya. Sholat subuh terbagi tiga kloter, saya di kloter kedua, yang sebelumnya mengambil air wudhu di atas kapal klotok dimuara laut yang berombak dan mempunyai rasa yang asin.

Alhamdulillah sholat telah dilaksanakan, namun rasa kantuk masih tak mau hilang, sambil menunggu informasi kedatangan kapal yang akan membawa kami, obrolan ringan sambil canda tawa mewarnai waktu santai kami, dan akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa kami akan menuju ke pulau Lemukutan yang sebelumnya masih “galau” menentukan tempat tujuan kami.

Memang waktu tak boleh dibiarkan tanpa ada dokumentasi, bernarsis ria di ujung dermaga merupakan keputusan yang tepat untuk menyimpan memori-memori istimewa, dibawah warna langit gelap bercampur merah itu. Beberapa jepretan yang mengeluarkan cahaya kilat tak saya lewatkan begitu saja dengan pose terkeren yang saya miliki, hehe.

Matahari mulai menunjukkan sinarnya, perutpun juga mulai mengeluarkan tanda-tanda keinginan untuk di isi. Warung Pak Anggrek juga sudah dibuka dengan berbagai macam benda-benda yang menggiurkan untuk dimakan. Hasrat untuk membeli minumanpun tak tertahankan, beberapa cangkir kopi dan energen, akhirnya tersuguhkan dihadapan kami. Sambil minum secangkir minuman dan ngobrol ringan dengan Pak Anggrek, didapatlah informasi bahwa kapal yang kami tunggu akan datang sekitar jam 8 pagi. Alhamdulillah informasi yang melegakan.

to be continue...

Rumah Ukhuwah SPK



Tak tau mengapa hari itu ada perasaan sedih ketika perjalanan pulang selepas menghadiri Muktamar BKMI di hari kedua yang sesaat sebelumnya Pengurus BKMI telah disahkan sebagai Demisioner BKMI Aktif Bersahabat. Perasaan yang belum pernah saya rasakan ketika mengalami hal yang sama -disahkan sebagai Demisioner- di Oraganisasi lain. Apalagi saat itu ada juga yang menangis, saya memang tak menangis, namun bukan berarti tak bersedih saat itu. Ada rasa “ngilu” di dalam hati.

Sejenak mengingat ketika saya di minta untuk menjadi pengurus BKMI Aktif Bersahabat. Saat itu saya sudah menjabat sebagai Sekretaris Umum di FKMI Nuruddin FISIP Untan, seorang senior saya di FKMI Nuruddin meminta saya untuk ikut serta sebagai pengurus BKMI, lebih khususnya di Biro Administrasi dan Kesekretariatan, katanya biar sesuai dengan amanah saya di FKMI Nuruddin. Ya Sekum di FKMI Nuruddin memang masih berurusan dengan yang namanya Surat-menyurat. Namun saya menawar, agar saya di masukkan sebagai Pengurus BKMI di Bidang SPK (Syiar dan Pelayanan Kampus) –Jujur saja, saya orangnya kurang rapi dalam hal “kertas”.

Beberapa hari berselang saya mendapatkan kiriman SMS dari salah satu MS (Majelis Syuro) BKMI, yang bertanya saat ini saya sudah memegang berapa amanah. Saat itu memang saya sudah memegang tiga amanah di Organisasi yang berbeda (FKMI Nuruddin, JPRMI, HADID). Kemudian beliau bertaya kembali apakah siap mendapat amanah baru dengan banyaknya amanah yang saya pegang saat itu. Lama SMS itu tak saya jawab, kiriman SMS itu membuat saya berpikir kembali apakah akan meneruskannya. Setelah konsultasi kebeberapa orang -termasuk Kabid SPK saat itu Bang Hamditika- dan berpikir panjang, akhirya saya balas SMS tersebut dengan mengatakan saya SIAP dengan amanah baru sebagai Bagian dari SPK Crew BKMI Untan Aktif Bersahabat. Kini saya sudah demisioner, semua sepak terjangnya sekarang hanya ada dalam memori.

Ada keinginan agar dapat tetap bersama dengan Pengurus BKMI Aktif Bersahabat, terutama bersama dengan SPK Crew Akif Bersahabat. Bang Hamditika, Ilham, Zikree, Kak Hamidah, Kak Syurya dan Kak Murniati. Hari-hari kebersamaan dengan mereka merancang sebuah agenda-agenda besar, canda tawa, dan kadang juga ada rasa kesal sesaat. Namun itulah yang membuat SPK Crew Selalu Pasti Keingat moment-moment terindah, yang membuat SPK Crew semakin terasa Ukhuwahnya, walaupun sering di kritik -baik dari dalam, maupun dari luar- bahkan kita pernah di denda tapi tetap tak menggoyahkan kita. Sungguh banyak cerita bersama kalian.

Terima kasih dan permintaan maafku kepada seluruh Pengurus BKMI Untan Aktif Bersahabat yang telah memberikan begitu banyak pengalaman, ilmu dan rasa persaudaraan kalian, kepada Seluruh PH, Bang Andi, Bang Wawan, Bang Riky, Bang Fanser, Kak Mia, Kak Erna, Suci, dan untuk yang terspecial SPK Crew ; kak Mied Hmiedah Hs, kak Syurya Pratiningsih, kak Nia Agri, bg Hamdi TafadhalMuhammad Ilham,Zikree Turks kalian Luar Bidahsyat ! ^_^

Menata Kecewa


Kecewa adalah respon hati seseorang pada saat menerima atau mendapat perlakuan yang tidak sesuai dengan keinginan atau harapannya.

Beragam respon hati terhadap kecewa, dari yang positif hingga negatif.

Karena kecewa, syaitan tidak mau sujud kepada Adam yang jelas perintahnya dari Allah SWT, akibatnya dia terlaknat dari surga.

Karena kecewa, Kelompok Syiah tidak mau mengakui Kekhalifahan Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.

Karena kecewa, seorang laki-laki memperolok seorang wanita dan sebaliknya. Itu beberapa respon hati yang negatif dari rasa kecewa.

Namun tak semua respon hati terhadap kecewa adalah negatif. Respon positifpun akan di sematkan karena dia mempunyai harapan untuk bangkit dari kekecewaan.

Ada sebuah Quote dari Rasulullah saw yang mengagumkan “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Mengagumkan bukan?

Walaupun kecewa merupakan hal fitrah pada diri manusia, namun jangan sampai kita terlalu kecewa.

karena {Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan dia telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.} (QS. Al-Hadid: 22) .

Tinta pena telah mengering, lembaran-lembaran ketentuan telah disimpan, setiap perkara telah diputuskan dan takdir telah ditetapkan. Maka, {Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami."} (QS. At-Taubah: 51).

Apa yang membuat kita benar, maka tak akan membuat kita salah. Sebaliknya, apa yang membuat kita salah, maka tidak akan membuat kita benar.

Jangan pula pernah berandai, "Seandainya saja aku melakukan seperti ini, niscaya akan begini dan begini jadinya." Tapi katakanlah, "Allah telah menakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan."

Demikianlah kita bebas memilih respon hati mana yang akan kita sematkan ketika rasa kecewa mulai menghujam.

 
Muliakan Hidup Dengan Ilmu © 2012 | Designed by Bubble Shooter, in collaboration with Reseller Hosting , Forum Jual Beli and Business Solutions